[PUISI] Dermaga
Dermaga
Di balik riuh yang menyamar jadi sepi
dalam kata "Aku" yang terucap berkali-kali
lantang tersebut gagah tak mengecil lagi
menyongsong gemetar sekujur kaki
Perjalanan menuju dermaga berlanjut
tanpa sesal bayang apalagi hina yang enggan sekali ikut
tak apa
Perizinan dunia tuk ambil tepi dalam baris awan sudah pasti akut
Kecil
jikalau nona sekalian pandang dari balik jari itu
maka jangan sesekali menulis angka diantara puluhan huruf-huruf sansekerta
Bandar Lampung, 17 Maret 2021
0 Response to "[PUISI] Dermaga"
Posting Komentar