Sharing #Eps7
"Ketika Perempuan Diperbincangkan"
Haloo, Assalamualaikum..
[Salam Kesetaraan]
Di episode kali ini aku tertarik untuk membahas tentang "perempuan"
Mengapa kenyataan bahwa perempuan selalu ditempatkan di posisi tersudut masih ada saja sampai sekarang?
Hal-hal yang membuat perempuan selalu merasa menjadi objek yang serba salah. Perempuan yang terus menerus menjadi objek pemandangan yang dituntut kesempurnaan.
Selain menjadi objek pemandangan, perempuan juga sering ada di posisi sebagai objek perbandingan.
Beberapa situasi diantaranya :
1. "Sekolah tinggi-tinggi. Ujungnya ngurus Anak sama suami"
Pendidikan tinggi yang dikejar tidak selamanya Hanya karena gelar, sob. Tapi dari pendidikan, akan lahir seseorang yang terbuka pikirannya dan terlatih pola pikirnya. Dan disebutkan dengan jelas juga kan bahwa perempuan (Ibu) adalah madrasah pertama untuk anaknya. Maka penting bagi seorang perempuan untuk melatih pola pikir dan paham pengetahuan khususnya agamanya. Lagi pula, jika dalam rumah tangga perempuan berpendidikan lebih tinggi dibandingkan laki-laki tidak membuat laki-laki dipandang rendah, karena laki-laki tetap menjadi kepala keluarga dan imam. Oh iya CATAT YA!! Dalam uraian ini aku juga bukan meremehkan yang tidak memiliki pendidikan tinggi, karena pendidikan tinggi juga bukan satu-satunya tolak ukur. Tapi poin penting disini adalah mari hargai jalan hidup orang lain dan benahi jalan hidup kita sendiri.
2. Ada lagi nih yang marak terjadi. Perempuan dibilang murahan karena good respon, tapi dibilang sombong saat not respon.
Semudah itu kah kata "murahan" terucap, dan secepat itu Pula kata "sombong" terdengar? Tapi tenang saja, biarkan orang menilai, perempuan hanya perlu bahagia dan menjadi baik versimu sendiri sehingga dapat membahagiakan orang yang pantas dibahagiakan.
3. "Aktif banget sih ikut kegiatan organisasinya, mending belajar masak, nyuci piring, ngepel"
So deep!! Apakah perempuan memang ditakdirkan tidak boleh mengupgrade dirinya? Menurutku, aktif kegiatan dan pandai urusan rumah adalah dua hal yang berbeda. Masak, nyapu, ngepel, nyuci, itu adalah skill dasar yang memang semua orang harus bisa. Ketika kita menjadi seorang istri pun, memang kewajiban kita untuk melayani suami sebaik mungkin, kan? Dan aktif kegiatan adalah upaya mengembangkan diri sehingga harapannya dapat bermanfaat untuk orang lain. Kalau bisa dilakukan keduanya, mengapa harus dipaksa memilih? TAPI INGAT.. Segalanya kembali pada aturan "yang penting positif dan tidak berlebihan". Yang berlebihan itu tidak baik, termasuk mencintai dia :v
Okee kita iklan sebentar. Topik apa, nih yang cocok untuk iklan.
Apa?? 2.145 orang bilang kalau "cinta" adalah topik yang cocok. Okee :v
Gimana nih kamu sama dia? Masih berada di keadaan runyam tanpa kepastian? HAHA tidak papa. Nikmatilah, itu pilihanmu. Karena sejak awal, logikamu sudah memberi pilihan pada hatimu untuk mundur, tapi hatimu menolaknya dengan alasan "Cinta tak ada logika" hmm
OKEEE LANJUTTTTT😭
4. Pernah mendengar "perempuan itu lemah"?
Kalau belum pernah dengar yasudah baca ini saja.
Aku heran. Sebenarnya indikator lemah itu apa sih? Karena mudah menangis? mudah terbawa perasaan?
Sebuah riset pengalaman mengatakan bahwa perempuan memang lebih mengedepankan perasaan dibandingkan laki-laki. Sisi emotional perempuan lebih sensitif. Maka dari itu perempuan lebih mudah menangis dibandingkan laki-laki. Tapi kalau "mudah menangis" menjadi tolak ukur kelemahan seseorang, maka apakah seseorang yang mudah tertawa dapat dikatakan "manusia kuat?" Tidak bukan??
Lemah adalah ketika kita menjadi manusia yang mengikuti alur tanpa mau berjuang. Lemah adalah ketika kita tahu Kita masih bisa bangkit tapi Kita memilih untuk meratapi kegagalan. Itu baru lemah.
5. "Jadi perempuan itu harus gini, harus gitu. Kalau gak gini, nanti begitu. Kalau gak gitu, nanti begini"
Dalam hidup, ada batasan-batasan yang perlu kita taati. Salah satunya adalah "pilihan dan kemampuan orang lain". Perempuan punya hak untuk hendak menjadi apa, ingin bagaimana, mau apa. (CATAT LAGI! DALAM HAL POSITIF YA. Kita membahas dalam konteks positif). Jika sesuatu yang perempuan lakukan mampu membuatnya bahagia, tidak merugikan orang lain, memberi manfaat untuk sekitarnya, maka tidak ada alasan untuk orang lain menghancurkannya. Jika perempuan lain begini begini, biarkan saja. Perempuan yang ini tidak sama dengan perempuan yang itu. Jika perempuan itu bisa melakukan sesuatu hal, belum tentu perempuan yang ini juga bisa. Bisa jadi kemampuannya ada di bidang lain. Jadi sekali lagi, lakukan segala hal sewajarnya. Berikan saran sewajarnya, nasehati sewajarnya, dan sisanya biarkan ia menjadi dirinya sendiri.
Sudah dulu ya, jariku cukup lelah. Aku juga dipanggil ibuku, suruh manjat pohon kelapa katanya :D
Correct me if i'm wrong, gaes. It's just my opinion dan mungkin mewakili suara realita yang ada.
And the last, mari bersama-sama untuk tidak menjadi boomerang bagi orang lain. Dan untuk semua perempuan yang membaca ini, Ayo semangat! Dirimu terlalu Indah untuk diperbandingkan, dirimu terlalu istimewa untuk diatur oleh komentar orang lain. Kau baik, pintar, cantik, berharga, di mata orang yang berpikir :)
_lda

0 Response to "Sharing #Eps7"
Posting Komentar