-----
Pesta pora isi kepala. Luar biasa. setiap sisi dihantam kenyataan tak terelakkan. Luka dari berbagai arah sedari dulu yang kupikir akan lekang oleh waktu, nyatanya hinggap kekal menyoyak rasa tenang yang tiap detiknya kunantikan itu. Terbungkus rapi dengan tetesan darah dari sisi atas, bawah, kanan, kiri, menyisakan aku di tengahnya.
Ingin pulih? Tentu! Makhluk Tuhan mana yang tidak ingin berdamai dengan dirinya. Terkadang ingin rasanya kubelah rongga dada dan memutuskan hubungan antara jiwa dan kepala. Agar riuh nya isi kepala tidak turut membantu menghancurkan jiwa, menusuknya semakin dalam, menariknya hingga keluar, dan mematikannya—sedikit demi sedikit.
Entah raga akan menyusul kematian jiwa atau tidak, entah sebentar lagi atau menunggu hari. Namun yang pasti, satu hal itu sudah mati—sejak lama
_L>
Layaknya seekor Singa dan Rusa yang saling berdoa kepada tuhan, lantas doa siapa yang akan terkabul?
BalasHapusBukankah Tuhan selalu punya cara menyelematkan doa keduanya?
Hapus