Sharing #Eps 10
Dapat pelajaran apa dari dua ribu dua puluh satu?
1. Sabar adalah kekuatan terbesar
Tahun 2021 membuatku mengerti bahwa sabar adalah kunci segalanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama satu tahun ini, ada banyak hal yang tidak sesuai dengan ekspektasiku. Orang yang kukira mendukungku ternyata tidak, tim yang semula kukira akan harmonis nyatanya penuh drama, teman-teman yang kukira keluarga ternyata jauh berbeda, laki-laki yang kupikir bisa menjadi alasanku membuka hati ternyata ia menjadi alasanku untuk semakin hati-hati, dan hal-hal tak terduga lainnya yang tak jarang membuatku jatuh dan berpikir bahwa inilah akhir dari segalanya, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk "sabar" (lagi).
Dan setelah kupikir-pikir sekarang, nyatanya semuanya terlewati juga,kok. Buktinya aku sudah berada diujung 2021 dan hal-hal yang kusebutkan diatas pun sudah terlewati. Karena apa? Karena hidup ini sudah diatur, kawan. Semua hal pasti kita lewati. Yang harus kita lakukan hanyalah bersabar. Dan bukankah kita sama-sama tahu bahwa dunia ini ibarat panggung teater dan kita sebagai tokohnya. Tokoh yang berlakon sesuai dengan skenario sutradara, yang dalam hal ini sutradaranya adalah Tuhan. Mengembuskan satu napas saja adalah skenario Tuhan, kita sebagai tokoh hanya perlu berusaha melakukan yang terbaik yang kita bisa. Ingat! Semua atas kehendak Tuhan.
2. Turunkan ekspektasimu pada manusia
Sebenarnya ini masih relate dengan poin nomor satu. Tapi kubuat poin sendiri karena ini memang urgent.
Ternyata memang benar bahwa kekecewaan yang paling sering kita rasakan adalah karena ekspektasi kita pada manusia. Dan yang kusebutkan diatas juga salah satu faktornya adalah karena ekspektasiku yang terkadang terlalu tinggi.
Benar, kawan. Manusia adalah makhluk yang paling berpotensi besar membuatmu kecewa. Oleh karena itu, jangan berekspektasi terlalu tinggi apalagi sampai bergantung. Manusia bisa berubah hanya dalam hitungan detik. Tidak selamanya orang yang berada disampingmu akan menetap (konteksnya bukan hanya soal pasangan, ya. Soal teman juga). Karena memang dalam hitungan detik, manusia bisa punya alasan untuk pergi dan berhenti. Sehingga persiapkan hatimu untuk meminimalisir rasa kecewa dengan menurunkan ekspektasimu. That's It!!
3. Hasil berbanding lurus dengan usaha
Yap. Bagaimana kita menebar benih, maka seperti itulah yang akan kita dapatkan ketika memanen hasil. Untuk mengejar sesuatu, usahanya jangan setengah-setengah. Apalagi setengah-separo. #ihapasih wkwk.
Tapi serius, deh. Apapun bisa kita kejar asalkan berusaha. Memang benar, hasil pun sudah diatur oleh Tuhan, tapi bukankah Tuhan Maha baik dan ingin melihat bagaimana usaha kita?
Sejauh apakah usaha kita, sebesar apakah pengorbanan kita, apakah cara berusahanya sudah baik atau belum. Itu semua perlu kita tilik kembali sebelum mengambil kesimpulan tentang hasil yang kita dapatkan.
Dan pelajaran yang aku dapatkan adalah, walaupun terkadang hasil tidak sesuai seperti yang kuharapkan, tetapi "rasa kepuasan diri setelah berusaha semaksimal mungkin" itu tak ternilai harganya. Karena lebih baik kalah setelah berjuang, daripada memutuskan balik badan tanpa ada pergerakan.
4. Sedih itu HARUS!!
Loh kok harus??
Karena aku yakin ada saatnya kita semua merasakan kesedihan. Yang jadi masalah adalah tidak semua orang mau memaklumi rasa sedih karena menganggap itu hal yang buruk dan lemah. Padahal memendam rasa sakit dan sedih itu tidaklah baik untuk kesehatan mental seseorang. Tidak ada salahnya untuk bersedih. Tidak ada salahnya untuk menangis. Walaupun laki-laki sekalipun. Karena yang kupelajari adalah, tidak memendam rasa sedih merupakan salah satu bentuk menyayangi diri sendiri.
5. Saling menjaga KESEHATAN MENTAL satu sama lain is another level of great (Masih relate dengan poin nomor 4)
Ada banyak sekali kasus di tahun 2021 yang menurut pandanganku ini berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang. Kasus Novia yang bunuh diri di makam ayahnya karena pelecehan seksual oleh kekasihnya sendiri. Sepasang suami istri memutuskan bunuh diri loncat dari hotel, seorang ayah yang marah karena anaknya diperkosa bergilir, seorang gadis yang lumpuh dan ditinggalkan kekasihnya hingga meninggal dunia, dan lainnya. Dari semua itu, aku mendapat banyak pelajaran, salah satunya adalah ternyata saling menghargai dan menjaga kesehatan mental sesama manusia adalah sikap terbaik yang dibutuhkan saat ini. Kita tidak tahu sampai sejauh apa tingkat ketahanan orang lain, kita tidak tahu sampai mana batas sabar orang lain. Yang terlihat bahagia belum tentu bahagia sungguhan, yang terlihat kuat belum tentu batinnya baik-baik saja. Oleh karena itu, yuk sama-sama saling menghargai orang lain, hargai perasaan dan kebahagiaan orang lain. Jangan asal bicara jika bicaramu membuat mental orang lain terpuruk. Karena sekali lagi, kita tidak tahu batas kesabaran orang lain.
Sebenarnya masih banyak "ternyata" yang kudapatkan di 2021 ini, tapi hanya itu yang bisa ku bagikan. Tidak ada niat buruk, hanya secercah kisah yang kuharap dapat diambil hikmah. Sedikit pengalaman yang semoga dapat menjadi pembelajaran.
HAPPY NEW YEAR... Mari tutup 2021 dengan rasa syukur dan introspeksi diri. Selamat datang 2022. Semoga kita bisa berdamai sampai tiba di Desember esok, yaaa...
babaiiii ❤️
Halaman 365 :)
0 Response to "Sharing #Eps 10"
Posting Komentar